Minggu, 04 Desember 2011

SISTEM PERNAFASAN ( RESPIRATORY SYSTEM ) ANATOMI SISTEM PERNAPASAN

SISTEM PERNAFASAN ( RESPIRATORY SYSTEM )
ANATOMI SISTEM PERNAPASAN

A. Saluran Nafas Atas

1. Hidung
Terdiri atas bagian eksternal dan internal. Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hldung dan kartilago. Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum.
Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung. Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofarlng oleh gerakan silla.
Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir k@ dan dari paru-paru, sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru, bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena reseptor olfaktor! terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia
2. Faring
Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke taring. Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring (laringofaring)
Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif
3. Laring
Laring atau organ suara msrupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :
•   Epiglotis : daun katup kartiiago yang menutupl ostium ke arah laring
selama menelan
•   Glotis : ostium antara pita suara dalam laring
•   Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini
membentuk jakun (Adam's apple)
•   Kartilago krikoid: satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring
(terletak di bawah kartilago tiroid)
•   Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago
tiroid
»   Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat pada lumen laring.
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokaiisasi, melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk
4. Trakea
Disebut juga batang tenggorok. Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina.
B. Saluran Nafas Bawah : 1. Bronkus
Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri. Bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris klrl (2 bronkus). Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segments! dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9

bronkus segmental. Bronkus segmentalis Inl kemudlan terbagl lag! menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arterl, limfatlk dan saraf.
2. Bronkiolus
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus. Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksf lendlr yang membentuk seiimut tidak terputus untuk melapisl bagian dalam jalan napas
3. Bronkiolus Terminaiis
Bronkiolus membentuk percabangan rnenjadl bronkiolus terminaiis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)
4. Bronkiolus respiratori
Bronkiolus terminaiis kemudlan rnenjadi bronkiolus respiratori. Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas
5. Duktus alveolar dan Sakus alveolar
Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar. Dan kemudian menjadi alveoli.
6. Alveoli
Merupakan tempat pertukaran 02 dan C02. Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2. Terdiri atas 3 tipe :
•   Sel»sel alveolar tipe I : adalah s@l epite! yang membentuk dinding alveoli
•   §e!-sei alveolar tipe II : adaiah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)
•   Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosls dan bekerja sebagai mekanfsme pertahanan
PARU-PARU
Merupakan organ yang elastls berbentuk kerucut. Terletak dalam rongga dada atau toraks. Kedua paru dlpisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar. Setiap paru mempunyai apeks dan basis.
Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura Interlobaris. Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus. Lobos=lobus tarsebut terbagi lag! menjadi beberapa segmen sesuaS dengan segmen bronkusnya.
PLEURA
Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis Terbagi mejadi 2 : «   Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada
•   Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru
Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan Itu bergerak selama pernapasan, juga untuk mencsgah pemisahan toraks dengan paru-paru. Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfSrf hal ini untuk mencegah kolap paru-paru.

KELAINAN/GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN/RESPIRASI
PADAMANUSIA
Sistem peredaran oksigen yang diperlukan oleh tubuh manusia bisa mengalami gangguan atau kelainan disertai penjelasan pengertian atau definisi singkat yaitu seperti:
1.   Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan
a.   Penyempitan saluran pernafasan akibat asma atau bronkitis. Bronkis
disebabkan  oleh  bronkus  yang  dikelilingi   lendir  cairan  peradangan
sedangkan asma adalah penyempitan saluran pernapasan akibat otot polos
pada saluran pernapasan mengalami kontraksi yang mengganggu jalan
napas.
b.   Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas. c.   Renitis, adalah gangguan radang pada hidung. d.   Pembengkakan kelenjar  limfe  pada  sekitar tekak  dan  hidung  yang
mempersempit jalan nafas. Penderita umumnya lebih suka menggunakan
mulut untuk bernapas. e.   Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru
atau disebut pleura, f.   Bronkitis, adalah radang pada bronkus.
2.   Kelainan/Gangguan/Penyakit Binding Alveolus A. PNEMONIA BAKTERI
Pnemonia yaitu infeksi akut yang terjadi pada paru / saluran napas bagian bawah Klasifikasi:
a.   Berdasarkan luas lesi dapat dibedakan
•    Bronkopnemonia.
•    Pnemonia segmental.
•    Pnemonia lobar.
•    Pleropnemonia.

b.  Berdasarkan mekanisme terjadinya, dibedakan atas :
•   Pnemonia yang didapat diluar Rumah sakit / didalam masyarakat ("Community Acquired Pneumonia") Pada umumnya disebabkan oleh kuman gram positip.
•    Pnemonia   yang   didapat   di   Rumah   sakit   ("Hospital   Acquired Pneumonia"/Nosocomial Pneumonia) pada umumnya disebabkan oleh i kuman gram negatip.
•    Pnemonia pada penderita daya tahan tubuh menurun (Immunocompromized Pneumonia)
•    Pada umumnya disebabkan oleh mikroorganisme yang biasanya tidak patogen pada tubuh normal.
B. Tuberkolosis/TBC,   merupakan   penyakit   yang   disebabkan   oleh   baksil yangmengakibatkan bintil-bintil pada dinding alveolus.
C. Masuknya air ke alveolus.
3.   Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara
a.   Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida. b.   Kadar   haemoglobin/hemoglobin   yang   kurang   pada   darah   sehingga menyebabkan tubuh kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia.
4.   Pencegahan Penyakit Pada Sistem Pernafasan 1) Asma
Semua serangan penyakit asma haras dicegah. Serangan penyakit asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah raga.Ada usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma, antara lain
1.   Menj aga kesehatan
2.   Menj aga kebersihan lingkungan
3.   Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
4.   Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

2) Kanker Paru-paruPengobatan
1.  Pembedahan
2.   Radiasi
3.   Kemoterapi













ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA SETIAP PERKAWINAN DAN PRA PERKAWINAN

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, nikmat, taufik dan hidayahnya, sehingga Saya dapat menyelesaikan tugas makalah dari mata kuliah Sosial Budaya Dasar tentang Aspek Sosial budaya berkaitan dengan peran seorang bidan”  
Dan pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1.     KE - 2 (dua) Orang tua saya yg telah mensuport saya sampai sekarang ini
2.    para dosen yang telah membimbing saya hingga saat ini
3.    Rekan- rekan yang telah membantu menyelesaikan tugas makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusun tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan guna penyempurnaan tugas selanjutnya . Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya, terutama khususnya Mahasiswi ‘HARAPAN MAMA’  Jurusan Kebidanan.



MEDAN, 9 FEBRUARI 2011




PENULIS
YOLAN KARLINA








BAB I

ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA SETIAP PERKAWINAN DAN PRA PERKAWINAN


A.ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA SETIAP PERKAWINAN
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

      Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan semua manusia. Dalam era globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrem pada masa ini menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek sosial budaya. Salah satu masalah yang kini banyak merebak di kalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka berada. Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat antara makanan dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak. Pola makan, misalnya, pacta dasarnya adalah merupakan salah satu selera manusia dimana peran kebudayaan cukup besar. Hal ini terlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola makan tertentu, termasuk pola makan ibu hamil dan anak yang disertai dengan kepercayaan akan pantangan, tabu, dan anjuran terhadap beberapa makanan tertentu.

       Aspek sosial budaya setiap perkawinan berdasarkan pola penyesuaian perkawinan dilakukan secara bertahap. Pada fase pertama adalah bulan madu pasangan masih menjalanj hidup dengan penuh  kebahagiaan, dan hal itu karena didasari rasa cinta diawal perkawinan. Pada fase perkenalan kenyataan, pasangan mengetahui karakteristik dan kebiasaan yang sebenarnya dari pasangan. Pada fase kedua mulai terjadi krisis perkawinan terjadi proses penyesuaian akan adanya perbedaan yang terjadi. Apabilka sukses dalam menerima kenyataan maka akan dilanjutkan dengan suksesnya fase menerima kenyataan. Apabila pasangan sukses mengatasi problema keluarga dengan beradaptasi dan membuat peraturan dan kesepakatan dalam rumah tangga maka fase kebahagiaan sejati akan diperolehnya.
       Menurut aspek sosial budaya, faktor pendukung keberhasilan penyusuaian perkawinan mayoritas subjek terletak dalam hal saling memberi dan menerima cinta, ekspresi, saling menghormati dan menghargai, saling terbuka antara suami istri. Hal tersebut tercermin pada bagaimana pasangan suami istri menjaga kualitas hubungan antar pribadi dan pola – pola perilaku yang dimainkan oleh suami maupun istri,serta kemampuan menghadapi dan menyikapi perbedaan yang muncul, sehingga kebahagian dalam hidup berumah tangga akan tercapai.

       Faktor penghambat yang mempersulit penyesuaian aspek sosial budaya  terletak dalam hal baik suami maupun istri tidak bisa menerima perubahan sifat dan kebiasaan diawal pernikahan, suami maupun istri tidak berinisiatif menyelesaikan masalah,perbedaan budaya dan agama diantara suami dan istri, suami maupun istri tidak tahu peran dan tugas nya dalam berumah tangga. Hal tersebut tercermin pada bagaimana pasangan suami istri menyikapi perubahan, perbedaan,pola penyesuaian serta hal – hal baru dalam perkawinan sehingga masing – masing pasangan gagal dalam menyesuaikan diri satu sama lain. 

sebagai contoh :

      Perkawinan  adalah sesuatu yang sangat sakral  di dalam budaya masyarakat  Aceh sebab hal ini berhubungan dengan nilai – nilai keagamaan. Perkawinan mempunyai nuansa tersendiri dan sangat dihormati oleh masyarakat. Upacara perkawinan pada masyarakat Aceh merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari beberapa tahap, mulai dari pemilihan jodoh (suami/istri), pertunangan dan hingga upacara peresmian perkawinan.
       Suatu kebiasaan bagi masyarakat Aceh, sebelum pesta perkawinan dilangsungkan terlebih dahulu tiga hari tiga malam diadakan upacara meugaca atau boh gaca (berinai) bagi pengantin laki – laki dan pengantin perempuan di rumahnya masing – masing. Tampak kedua belah tangan dan kaki pengantin  dihiasi dengan inai.
       Pada puncak acara peresmian perkawinan, maka diadakan acara pernikahan.Setelah selesai acara nikah, linto baro di bimbing ke pelaminan persandingan, di mana dara baro telah terlebih dahulu duduk menunggu. Sementara itu dara baro bangkit dari pelaminan untuk menyembah suaminya. Penyembahan suami ini disebut dengan seumah teuot linto. Setelah dara baro teuot linto, maka linto baro memberikan sejumlah uang kepada dara baro yang disebut dengan pengseumemah (uang sembah).
       Selama acara persandingan ini, kedua mempelai dibimbing oleh seorang nek peungajo. Biasanya yang menjadi peungajo adalah seorang wanita tua. Kemudian kedua mempelai itu diberikan makan dalam sebuah pingan meututop (piring adat) yang indah dan besar bentuknya. Selanjutnya kedua mempelai tadi di peusunteng (disuntingi) oleh sanak keluarga kedua belah pihak yang kemudian diikuti oleh para jiran (tetangga). Keluarga pihak linto baro menyuntingi (peusijuk / menepung tawari) dara baro dan keluarga pihak dara baro menyuntingi pula linto baro. Tiap – tiap orang menyuntingi selain menepung tawari dan melekatkan pulut kuning di telinga temanten, juga member sejumlah uang yang disebut teumentuk. Acara peusuntengini lazimnya didahului oleh ibu linto baro, yang kemudian disusul oleh orang lain secara bergantian.
      Apabila acara peusunteng sudah selesai, maka rombongan linto baro minta ijin untuk pulang ke rmahnya. Linto baro turut pula dibawa pulang. Ada kalanya pula linto baro tidak dibawa pulang, ia tidur di rumah dara baro, tetapi pada pagi – pagi benar linto baro sudah meninggalkan rumah dara baro. Karena malu menurut adat, bila linto baro masih di rumah dara baro sampai siang.

PEMBAHASAN

 Aspek sosial budaya pada setiap perkawinan

      Berdasarkan pada aspek sosial budaya pola penyesuaian perkawinan dilakukan secara bertahap. Pada fase pertama adalah bulan madu pasangan masih menjalani hidup dengan penuh kebahagian, dan hal itu karena didasari rasa cinta diawal perkawinan. Pada fase pengenalan kenyataan, pasangan mengetahui karakteristik dan kebiasaan yang sebenarnya dari pasangan. Pada fase kedua mulai terjadi krisis perkawinan terjadi proses penyesuaian akan adanya perbedaan yang terjadi. Apabila sukses dalam menerima kenyataan maka akan dilanjutkan dengan suksesnya fase menerima kenyataan. Apabila pasangan sukses mengatasi problema keluarga dengan berapatasi dan membuat aturan dan kesepakatan dalam rumah tangga maka fase kebahagiaan sejati akan diperolehnya. 

      Menurut aspek sosial budaya faktor pendukung keberhasilan penyesuaian perkawinan mayoritas subjek terletak dalam hal saling memberi dan menerima cinta, ekspresi afeksi, saling menghormati dan menghargai, saling terbuka antara suami istri. Hal tersebut tercermin pada bagaimana pasangan suami istri menjaga kualitas hubungan antar pribadi dan pola-pola perilaku yang dimainkan oleh suami maupun istri, serta kemampuan menghadapi dan menyikapi perbedaan yang muncul, sehingga kebahagiaan dalam hidup berumah tangga akan tercapai.
      Sedangkan menurut aspek sosial budaya faktor penghambat yang mempersulit penyesuaian perkawinan mayoritas subjek terletak dalam hal baik suami maupun istri tidak bisa menerima perubahan sifat dan kebiasaan di awal pernikahan, suami maupun istri tidak berinisiatif menyelesaikan masalah, perbedaan budaya dan agama diantara suami dan istri, suami maupun istri tidak tahu peran dan tugasnya dalam rumah tangga. Hal tersebut tercermin pada bagaimana pasangan suami istri menyikapi perubahan, perbedaan, pola penyesuaian yang dimainkan dan munculnya hal-hal baru dalam perkawinan, yang kesemuanya itu dirasa kurang membawa kebahagiaan hidup berumah tangga, sehingga masing- masing pasangan gagal dalam menyesuaikan diri satu sama lain.



B.ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA SETIAP PRA PERKAWINAN

Budaya adalah keyakinan dan perilaku yang diaturkan atau diajarkan manusia kepada generasi berikutnya ( taylor 1989 )sedangkan menurut sir Eduarel taylor ( 1871 ) dalam Andrew dan boyle (1995) , budaya adalah sesuatu yang kompleks yang mengandung pengetahuan , keyakinan ,seni , moral , hokum ,kebiasaan , dan kecakapan lain yang merupakan kebiasaan manusia sebagai anggota komunikasih setempat . menurut pandangan antopologi tradisional , budaya dibagi menjadi dua yaitu :
1) Budaya material
Dapat beruapa objek , seperti makanan , pakaian , seni , benda - benda
kepercayaan (jimat)
2) Budaya non material
Yang mencakup kepercayaan , kebiasaan , bahasa , dan intitusi sosial .
Menurut konsep budaya lainingen (1978 , 1984 ) karakteristik budaya
dapat digambarkan sebagai berikut :
1) Budaya adalah pengalaman yang bersifat univerbal sehingga tidak ad
dua budaya yang sama persis
2) Budaya bersifat setabil , tetapi juga dinamis karena budaya tersebut
diturunkan kepada generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan
3) Budaya diisi dan tentukan oleh kehidupan manusia sendiri tanpa
Disadari.

Menurut leininger (1991 ) budaya adA 2 jenis yaitu :
1. Budaya yang diturunkan oleh orang tuanya yang disebut ETNO
CARING
2. Budaya yang di pelajari melalui kegiatan formal yang disebut
PROFFESIONAL CARING .
Sedangkan nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan yang pantas , berharga yang mempengarui prilaku sosial dari orang yang memliki nilai itu ( DS. Robert m .2 lawang )
Dan nilai itu erat hubungannya dengan kehidupan dan masyarakat , karena
setiap masyarakat atau setiap kehidupan memiliki nilai-nilai tertentu .
Menurut KOENIJARANINGRAT ada 5 masalah pokok dimana semua sistem nilai dari semua kebudayaan di dunia ini berhubungan dengan masalah- masalah yaitu :
a) Hakekat hidup
b) Hakekat karya manusia
c) Hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu
d) Hakekat manusia dengan alam sekitarnya
e) Hakekat hubungan manusia dengan sesamanya
Aspek Sosial Budaya Yang Berkaitan dengan Pra Perkawinan

NO
CONTOH BUDAYA
ALASAN BUDAYA
ALASAN RASIONAL
KESIMPULAN

  1.  
Di jodohkan
Supayah mendapatkan
jodoh yang sesuai
dengan harapan orang
tua dan kelak menjadi
keluarga baik . karena
keluarga sudah tahu
bibit , bebet dan bobot
dari calon pasangan
Tidak harus calon
pasangan di
jodohkan , karena
kedua calon
pasangan harus
saling mengenal
dulu . ada
kecocokan baru
menginjak
ketahap yang
lebih serius

Tidak berhubungan

  1.  
Pacaran
Karena sekarng bukan
zamannya lagi siti
nurbaya . jadi kedua
calon pasangan harus
saling kenal . saling
mencintai dan
menyayangi.
Penting . supaya
kedua calon
pasangan saling
mengenal
memahami satu
sama lain
Berhubungan

  1.  
Perkenalan
antara kedua
orang tua calon
pasangan
Supaya saling
mengenal dan tahu
kondisi keluarga calon
pasangan
Penting karena
kedua keluarga
calon pasangan
harus saling
mengenal , dan
tahu kondisi
keluarga masing-
masing.
Berhubungan

  1.  
Melakukan
pinangan /
besanan
Supaya ada ikatan
yang jelas

Bila pihak laki-
laki sudah datang
kerumah calon
pasangan wanita
berarti wanita
tersebut sudah ada yang mintah dan
tidak boleh
menerima
pinangan lagi dari
laki laki lain
Berhubungan

  1.  
Melakukan
balasan atau
pihak keluarga
wanita datang
kerumah pihak
laki laki untuk
membalas
pinangan dan
menjawab
permintaan dari
pihak laki-laki
Supaya ada
kesepakatan antara
dua calon keluarga
pasangan
Penting karena
harus ada
persetujuan antara
dua keluarga
untuk
membicarakan
kejenjang
selanjutnya
Berhubungan

  1.  
Pihak laki-laki
melakukan
lamaran dengan
membawa
perangkat yang
meliputi :
seperangkat
pakaian
lengkap
perhiasan
make up
kue kue

Tahapan yang harus
dillalui sebelum ke
jujung perkawinan

Melamar itu
penting tetapi
tidak selalu harus
membelikan
perangkat ,
tergantung
kemampuan dari
pihak lakilaki
yang penting
kedua keluarga
dan calon
pasangan sudah
ada persetujuan.
Berhubungan

  1.  
Tukar cincin
Supaya tahu bahwa
kedua calon pasangan
sudah ada ikatan
Kedua calon
pasangan tidak
harus selalu
melakukan tukar
cincin . karena
tukar cincin
hanya
memperjelas status wanita itu
bahwa ada laki
laki yang
melamarnya
Berhubungan

  1.  
Melakukan
pingitan

Kedua calon
pengantin tidak boleh
saling ketemu selama
1 minggu supaya tidak
terjadi hal hal yang
tidak di inginkan
Tidak ada
hubungan karena
semua kejadian
itu sudah diatur
oleh tuhan yang
maha esa .
Dan tujuan dari
pingitan itu
sendiri supaya
kedua calon
penganti itu bisa
menenangkan diri
dan siap secara
fisik maupun
mental
Tidak
berhubungan


  1.  
Melakukan
immunisasi TT
pada calon
pengantin wanit
Sebagai salah satu
syarat untuk mengurus
pernikahan dan dalam
rangka
mempersiapkan
kehamilan yang sehat
Penting , karena
bila wanita
tersebut hamil
bayi yang di
lahirkan nanti
akan terhindar
dari penyakit
tetanus
neonatorum

Berhubungan

  1.  
Melakukan
puasa baik pada
calon pengantin
maupun perias
pengantin
Supaya waktu dinas
pengantin wanita
terlihat paling ( lebih
cantik )

Tidak ada
hubungannya.
Karena pangling
nggaknya itu
tergantung dari
wajah perempuan
itu sendiri
maupun cara
perias
memberikan
make up
Tidak
berhubungan


  1.  
Melakukan
pengajian atau
walimatul urusi

Sesuai dengan syari’at
agama dan tradisi

Penting karena
kita merupakan
manusia
beragama dan
harus selalu
berdo’a kepada
tuhan yang maha
esa agar di
berikan
kemudahan dan
kelancaran dan di
jadikan keluarga
yang bahagia

Berhubungan

  1.  
Calon pengantin
wanita 1 hari
sebelum hari
pernikahannya
tidak boleh
mandi
Supaya waktu acara
resepsi pernikahan
tidak terjadi hujan
Tidak
berhubungan ,
karena hujan itu
atau tidak
tergantung pada
iklim atau cuaca .
dan bila calon
pengantin tidak
mandi badannya
akan baud an bisa
terkena penyakit
kulit.
Tidak
berhubungan

     13.
Midodareni
(mandi air
kembang tujuh
rupa )
Supaya mendapatkan
restu dari para
sesepuh dan suapaya
tubuh calon pengantin
berbau harum dan
wangi seperti bunga
Tidak semua
calon pengantin
harus melakukan
tradisi midodar
Tidak
berhubungan




BAB II

Aspek Sosial Budaya yang Berkaitan dengan Bayi Baru Lahir


Seorang bayi yang baru lahir umumnya mempunyai berat sekitar 2.7 – 3.6 kg dengan panjang 45 – 55 cm. Tetapi ia akan kehilangan sampai 10 % dri berat tubuhnya dalam hari-hari setelah kelahiran. Kemudian pada akhir minggu pertama berat tubuhnya akan mulai naik kembali.
Karenanya, tidaklah mengherankan jika seorang bayi yang baru lahir memerlukan beberapa minggu untuk menyesuaikan diri. Sebuah selaput keras menutupi dua titik lunak dari kepala disebut fontonel. Dimana tulang-tulang tengkorak belum menyatu dan meutup dengan sempurna. Fontonel anterror.

~Pengertian Bayi Yang Baru Lahir (BBL)
DALAM masayarakat bayi baru lahir terdapat beberapa pantangan.misal dalam adat nias;
~bayi tidak boleh tidur sendiri.dan di atas bantal bayi harus ditaro,gunting hal ini agar si bayi terselamatkan dari bahaya santet yg bias saja mengancam akan kehadiran bayi tsbt.

~Mitos bayi baru lahir

Menjadi orang tua baru memang menyenangkan, tapi terkadang juga bisa menjadi gugup atau penakut karena banyaknya mitos-mitos soal bayi yang dibawa turun temurun dari orang-orang tua kita dulu yang mungkin kita sendiri menjadi bagian dari mitos-mitos yang dianut orang tua kita. Namun menurut saya mitos-mitos itu tidak selalu salah, mungkin hanya beda pengertian saja namun juga tidak semuanya benar, bahkan ada yang benar-benar salah menurut dokter. Inilah beberapa mitos yang masih beredar di masyarakat.

1. Dibedong agar kaki tidak bengkok.

Ternyata di bedong bisa membuat peredaran darah bayi menjadi terganggu, kerja jantung akan lebih berat memompa darah, akibatnya bayi akan sering sakit di daerah paru-paru dan jalan nafasnya. Selain itu dibedong akan menghambat perkembangan motorik si bayi karena tidak ada kesempatan untuk bergerak.

Sebaiknya dibedong saat sesudah mandi untuk melindungi dari dingin atau saat cuaca dingin itu pun dibedong longgar. Jadi dibedong itu tidak ada hubungannya dengan pembentukan kaki karena semua kaki bayi yang baru lahir kakinya bengkok, sebab di dalam perut tidak ada ruang yang cukup untuk meluruskan kakinya sehingga waktu lahirpun masih bengkok, tapi akan lurus dengan sendirinya.

2. Hidung ditarik-tarik agar mancung

Sebenarnya tidak hubungannya menarik hidung dengan mancung tidaknya hidung, semua tergantung dari bentuk tulang hidungnya dan itu sudah bawaan, lagi pula kasihan si bayinya "sakit tau..." Jadi mau ditarik-tarik setiap detikpun kalo memang tidak mancung ya ga bakal mancung.

3. Pemakaian gurita agar tidak kembung.

Ini jelas salah karena pemakaian gurita akan menghambat perkembangan organ-organ perut. Sekarang bayangkan kalau perut anda di ikat seperti itu tentu akan merasa sesak dan tidak nyaman bukan. Jika memang harus memakaikan gurita jangan mengikat terlalu kencang terutama di bagian dada agar jantung n paru-parunya bisa berkembang dengan baik. Dan jika tujuannya supaya pusar tidak bodong sebaiknya di pakaikan hanya di pusar dan ikatannya pun tidak kencang.

4. Menggunting bulu mata agar lentik

Memotong bulu mata bisa mengurangi fungsinya untuk melindungi mata dari benda-benda asing. Panjang pendeknya bulu mata sudah menjadi bawaan dari bayi itu sendiri.

5. Beri setetes kopi agar bayi tidak step (kejang)

Pemberian kopi pada bayi jelas berbahaya karena mengandung kafein yang akan memacu denyut jantungnya bekerja lebih cepat. Lagi pula bayi itu minumnya susu bukan kopi.
6. Jangan memeras kencang-kencang saat mencuci baju bayi, bayi akan gelisah tidurnya.

Kalo di pikir secara logika jelas tidak masuk akal, mungkin bayi gelisah saat tidur karena dia pipis, pub, gerah, atau ada faktor lain, jadi bukan karena saat memeras pakaiannya, mungkin lebih masuk akal kalau jangan memeras terlalu keras karena akan merusak pakaian si bayi yang kalau sudah koyak atau lepas jahitannya akan membuat gelisah sang ayah karena harus membelikan pakaian yang baru lagi.

7. Jangan menyusui bayi jika bunda sedang sakit

Tadinya saya percaya karena penalaran saya bayi akan tertular sakit si ibu, ternyata saya salah karena setelah saya konsultasi ke dokter ternyata malah sebaliknya, saat ibu sedang sakit tubuh si ibu akan menghasilkan sistem kekebalan tubuh yang lebih banyak dan akan ikut ke dalam asi yang jika di minum si bayi akan meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya. Yang tidak boleh adalah menyusui bayi saat sakit tanpa ada pelindung untuk anda, contohnya pakailah masker penutup mulut dan hidung saat anda flu karena akan memularkan penyakit, jadi bukan karena ASI nya
.
BBL ialah bayi yang baru lahir dengan berat badan saat lahir < 2500 g. Istilah BBLR digunakan oleh WHO untuk mengganti istilah bayi prematur. Untuk mendapatkan keseragaman, pada kongres “EUROPEAN PERINATAL MEDICINE II’ di Londong tahun 1970, diusulkan defenisi sebagai berikut :
1) Bayi kurang bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37 minggu (249 hari)
2) Bayi cukup bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37 sampai empat puluh dua minggu (259 sampai 293 hari)
3) Bayi lebih bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih).


Bayi berat lahir rendah dipengaruhi dari beberapa faktor :
1.Faktor-faktor yang berkaitan dengan ibu seperti: umur ibu, umur kehamilan, paritos, berat badan dan tinggi badan, status gizi (nutrisi), anemia, kebiasaan minum alkohol dan merokok, penyakit-penyakit keadaan tertentu waktu hamil (misalnya anemia, pendarahan dan lain-lain), jarak kehamilan, kehamilan ganda, riwayat abortus.
2.Faktor janin meliputi kehamilan kembar dan kelainan bawaan
3.Faktor-faktor bayi seperti jenis kelain dan ras
4.Faktor lingkungan seperti pendidikan dan pengetahuan ibu, pekerjaan, dan status sosial ekonomi dan budaya
5.Pelayanan kesehatan (antenatal cores)

BAB III

ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS
1.PEMBAHASAN

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sanserketa yaitu buddhayah yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris kebudayaan disebut culture yang bersal dari kata latin colere yaitu mengolah atau mengerjakan bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani.
Sosial berarti kata society berasal dari bahasa latin societas yang berarti hubungan persahabatan yang lain. Societas diturunkan dari katasocius yang berarti teman sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Jadi sosial mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.
Masa nifas adlah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamnya enam minggu.
Jadi arti keseluruhan dari aspek sosial budaya pada masa nifas adalah suatu hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia untuk mencapai tujuan bersama pada masa sesudah persalinan.



2. macam-macam aspek sosial budaya pada masa nifas

~Masa nifas dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan lele, keong ,daun lembayung, buah pare, nenas, gula merah, dan makanan yang berminyak.
Dampak positif: tidak ada
 Dampak negative :merugikan karena masa nifas memerlukan makanan yang bergizi seimbang agar ibu dan bayi sehat.
~Setelah melahirkan atau setelah operasi hanya boleh makan tahu dan tempe tanpa garam ,ngayep´dilarang banyak makan dan minum, makanan harus disangan/dibakar.
Dampak positif:tida ada
dampak negative :merugikan karena makanan yang sehat akan mempercepat penyembuhan luka.
~masa nifas dilarang tidur siang.
Dampakpositif:tidakada
Dampak negative : karena masa nifas harus cukup istirahat, kurangi kerja berat. Karena tenaga yang tersedia sangat bermanfaat untuk kesehatan ibu dan bayi‡
~Masa nifas /saat menyusui setelah waktunya Maghrib harus puasa tidak makan makanan yangpadat.
 Dampak positif : Hal ini
dibenarkan karena dalam faktanya masa nifas setelah maghrib dapat menyebabkan badan masa nifas mengalami penimbunan lemak,disamping itu organ-organ kandungan pada masa nifas belum pulih kembali.
Dampak negative : ibu menjadi kurang nutrisi sehingga produksi ASI menjadii berkuran
~ Masa nifas tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari. Dampak positif: tidak ada
Dampak negative : Hal ini tidak perlu karena masa nifas dan bayi baru lahir (pemberian imunisasi) harus periksa kesehatannya sekurang-kurangnya 2 kali dalam bulan pertama yaitu umur0-7haridan8-30hari .
~ Ibu setelah melahirkan dan bayinya harus dipijat/ diurut, diberi pilis / lerongan dan tapel.
Dampak positif : jika pijatannya benar maka peredaran darah ibu dan bayi menjadii lancar
Dampak negative : pijatan yang salah sangat berbahaya karena dapat merusak kandungan. Pilis dan tapel dapat merusak kulit bagi yang tidak kuat / menyebabkan alergi.
~Masa nifas harus minum abu dari dapur dicampur air, disaring, dicampur garam dan asam diminumkan supaya ASI banyak.
Dampak positif : tidakada
Dampak negative : karena abu, garam dan asam tidak mengandung zat gizi yang diperlukan oleh ibu menyusui untuk memperbanyak produksi ASI nya.
~Masa nifas tidak diperbolehkan berhubungan intim
Dampak positif : dari sisi medis, sanggama
memang dilarang selama 40 hari pertama usai melahirkan. Alasannya, aktivitas yang satu ini akan menghambat proses penyembuhan jalan lahir maupun involusi rahim, yakni mengecilnya rahim kembali ke bentuk dan ukuran semula. Contohnya infeksi atau malah perdarahan. Belum lagi libido yang mungkin memang belum muncul ataupun pengaruh psikologis, semisal kekhawatiran akan robeknya jahitan maupun ketakutan bakal hamil lagi
Dampak negative: tidakada.

3.Aspek social budaya pada masa nifas pada daerah yang lain:

1.Harus pakai sandal kemana pun iBu harus pergi, selama 40hari.
2.Harus memakai Stagen /udet/ centing. (positif)
3.Minum jamu, agar rahim cepat kembali seperti semula.
4.Pakai lulur param kocok keseluruh badan, biar capek pada badannya     cepat hilang.
5.Tidak boleh bicara dengan keras keras
6.tiap pagi harus mandi keramas, biar badannya cepat segar dan peredaran darah lancar .
7.kalau tidur/ duduk kaki harus lurus. Tidak boleh ditekuk /posisi miring, hal itu dapat mempengaruhi posisi tulang, cos tulang bufas seperti bayi baru melahirkan/ mudah terkena Varises.
8. Harus banyak makanan yang bergizi atau yang mengandung sayur-sayuran.
9. Tidak usah memakai perhiasan, karena dapat mengganggu aktifitas Bayi.
Bahwa dalam aspek social budaya dalam masa nifas dipengaruhi dengan adat istiadat masyarakat di Indonesia.







Factor yang paling mempengaruhi status kesehatan masyarakat terutama pada ibu hamil, bersalin, dan nifas adalah factor lingkungan yaitu pendidikan disamping factor-faktor lainnya.
Pengaruh social budaya sangat jelas terlihat pada ibu hamil hingga pada masa nifas.
Upacara- upacara yang sering diselenggarakan sesuai dengan adat istiadat masyarakat di Indonesia yang
sangat beragam menurut daerah masing-masing, mulai dari kehamilan 3 bulan, 7 bulan, masa melahirkan dan masa nifas.
Contohnya di daerah Maluku terdapat pantangan makanan pada masa nifas, seperti pantangan memakan terong agar lidah bayi tidak ada bercak putih dan pantangan memakan nanas dan mangga karena tidak bagus untuk rahim.
Lain halnya di daerah Jawa, pantangan makanan pada masa kehamilan dan masa nifas, seperti pantangan makan-makanan yang setengah matang dan daging kambing, karena tidak baik bagi kesehatan sang ibu dan bayi, karena daging kambing bersifat panas.

BAB IV

Aspek sosial budaya pada masa  kehamilan
      Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang amat perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin. Memahami perilaku perawatan kehamilan (ante natal care) adalah penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri. Pacta berbagai kalangan masyarakat di Indonesia, masih banyak ibu-ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka merasa tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter.
Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka. Resiko ini baru diketahui pada saat persalinan yang sering kali karena kasusnya sudah terlambat dapat membawa akibat fatal yaitu kematian. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi. Selain dari kurangnya pengetahuan akan pentingnya perawatan kehamilan, permasalahan-permasalahan pada kehamilan dan persalinan dipengaruhi juga oleh faktor nikah pada usia muda yang masih banyak dijumpai di daerah pedesaan.
 Disamping itu, dengan masih adanya preferensi terhadap jenis kelamin anak khususnya pada beberapa suku, yang menyebabkan istri mengalami kehamilan yang berturut-turut dalam jangka waktu yang relatif pendek, menyebabkan ibu mempunyai resiko tinggi pacta saat melahirkan.
Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi. Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan. Sementara, kegiatan mereka sehari-hari tidak berkurang ditambah lagi dengan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan yang sebenamya sangat dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin. Tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama di daerah pedesaan.
Dikatakan pula bahwa penyebab utama dari tingginya angka anemia pada wanita hamil disebabkan karena kurangnya zat gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan darah. Beberapa kepercayaan yang ada misalnya di Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak.
Sementara di salah satu daerah di Jawa Barat, ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan. Di masyarakat Betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin. Contoh lain di daerah Subang, ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring yang besar karena khawatir bayinya akan besar sehingga akan mempersulit persalinan.
 Dan memang, selain ibunya kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah. Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi. Selain itu, larangan untuk memakan buah-buahan seperti pisang, nenas, ketimun dan lain-lain bagi wanita hamil juga masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat terutama masyarakat di daerah pedesaan. (Wibowo, 1993).
         Di daerah pedesaan, kebanyakan ibu hamil masih mempercayai dukun beranak untuk menolong persalinan yang biasanya dilakukan di rumah. Data Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1992 rnenunjukkan bahwa 65% persalinan ditolong oleh dukun beranak. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa masih terdapat praktek-praktek persalinan oleh dukun yang dapat membahayakan si ibu. 
Penelitian Iskandar dkk (1996) menunjukkan beberapa tindakan/praktek yang membawa resiko infeksi seperti "ngolesi" (membasahi vagina dengan rninyak kelapa untuk memperlancar persalinan), "kodok" (memasukkan tangan ke dalam vagina dan uterus untuk rnengeluarkan placenta) atau "nyanda" (setelah persalinan, ibu duduk dengan posisi bersandardan kaki diluruskan ke depan selama berjam-jam yang dapat menyebabkan perdarahan dan pembengkakan).
        Pemilihan dukun beranak sebagai penolong persalinan pada dasarnya disebabkan karena beberapa alasan antara lain dikenal secara dekat, biaya murah, mengerti dan dapat membantu dalam upacara adat yang berkaitan dengan kelahiran anak serta merawat ibu dan bayi sampai 40 hari.
        Disamping itu juga masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan kesehatan yang ada. Walaupun sudah banyak dukun beranak yang dilatih, namun praktek-praktek tradisional tertentu rnasih dilakukan. lnteraksi antara kondisi kesehatan ibu hamil dengan kemampuan penolong persalinan sangat menentukan hasil persalinan yaitu kematian atau bertahan hidup.
    Secara medis penyebab klasik kematian ibu akibat melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia (keracunan kehamilan). Kondisi-kondisi tersebut bila tidak ditangani secara tepat dan profesional dapat berakibat fatal bagi ibu dalam proses persalinan.
Namun, kefatalan ini sering terjadi tidak hanya karena penanganan yang kurang baik tepat tetapi juga karena ada faktor keterlambatan pengambilan keputusan dalam keluarga. Umumnya, terutama di daerah pedesaan, keputusan terhadap perawatan medis apa yang akan dipilih harus dengan persetujuan kerabat yang lebih tua; atau keputusan berada di tangan suami yang seringkali menjadi panik melihat keadaan krisis yang terjadi. Kepanikan dan ketidaktahuan akan gejala-gejala tertentu saat persalinan dapat menghambat tindakan yang seharusnya dilakukan dengan cepat.
 Tidak jarang pula nasehat-nasehat yang diberikan oleh teman atau tetangga mempengaruhi keputusan yang diambil. Keadaan ini seringkali pula diperberat oleh faktor geografis, dimana jarak rumah si ibu dengan tempat pelayanan kesehatan cukup jauh, tidak tersedianya transportasi, atau oleh faktor kendala ekonomi dimana ada anggapan bahwa membawa si ibu ke rumah sakit akan memakan biaya yang mahal.
Selain dari faktor keterlambatan dalam pengambilan keputusan, faktor geografis dan kendala ekonomi, keterlambatan mencari pertolongan disebabkan juga oleh adanya suatu keyakinan dan sikap pasrah dari masyarakat bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan takdir yang tak dapat dihindarkan. Selain pada masa hamil, pantangan-pantangan atau anjuran masih diberlakukan juga pada masa pasca persalinan.
 Pantangan ataupun anjuraan ini biasanya berkaitan dengan proses pemulihan kondisi fisik misalnya, ada makanan tertentu yang sebaiknya dikonsumsi untuk memperbanyak produksi ASI; ada pula makanan tertentu yang dilarang karena dianggap dapat mempengaruhi kesehatan bayi.
Secara tradisional, ada praktek-praktek yang dilakukan oleh dukun beranak untuk mengembalikan kondisi fisik dan kesehatan si ibu. Misalnya mengurut perut yang bertujuan untuk mengembalikan rahim ke posisi semula; memasukkan
ramuan-ramuan seperti daun-daunan kedalam vagina dengan maksud untuk membersihkan darah dan cairan yang keluar karena proses persalinan; atau memberi jamu tertentu untuk memperkuat tubuh (Iskandar et al., 1996). ~Faktor sosial budaya dan ekonomi
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan ekonomi. Gaya hidup yang sehat dapat dilakukan seperti menghindari asap rokok karena dapat berpengaruh terhadap janin yang dikandungnya. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat seperti makanan ysng dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Ibu hamil juga harus menjaga kebersihan dirinya.
Ekonomi juga merupakan faktor yang mempengaruhi proses kehamilan yang sehat terhadap ibu dan janin. Dengan adanya ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan  dan melakukan persiapan lainnya dengan baik, maka proses kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan baik.
BAB V

ASPEK BUDAYA SOSIAL YANG BERKAITAN SEPUTAR PERSALINAN
Membicarakan mengenai mitos dan fakta seputar kehamilan maupun kelahiran memang tidak akan pernah ada habisnya. Mitos telah menjadi adat istiadat yang bersifat turun temurun dari orang tua kita terdahulu, menjadi suatu hal yang biasa dan sangat mereka yakini.

Tidak sedikit mitos yang hanya tinggal mitos, bahkan tidak layak untuk sekedar diyakini. Namun ternyata banyak pula mitos yang dapat dinalar, diterima oleh akal dan ternyata ada faktanya. Sehingga tidak ada salahnya apabila sekali waktu kita mengulas soal mitos-mitos yang banyak ditemui di masyarakat sekaligus mengetahui faktanya!.
1. Minum rendaman air rumput Fatimah akan merangsang mulas.

Memang, rumput Fatimah bisa membuat mulas pada ibu hamil, tapi apa kandungannya belum diteliti secara medis. Rumput fatimah atau biasa disebut Labisia pumila ini, berdasarkan kajian atas obat-obatan tradisional di Sabah, Malaysia, tahun 1998, dikatakan mengandung hormon oksitosin yang dapat membantu menimbulkan kontraksi. Tapi, apa kandungan dan seberapa takarannya belum diteliti secara medis. Jadi, harus dikonsultasikan dulu ke dokter sebelum meminumnya. Karena, rumput ini hanya boleh diminum bila pembukaannya sudah mencapai 3-5 cm, letak kepala bayi sudah masuk panggul, mulut rahim sudah lembek atau tipis, dan posisi ubun-ubun kecilnya normal. Jika letak ari-arinya di bawah atau bayinya sungsang, tak boleh minum rumput ini karena sangat bahaya. Terlebih jika pembukaannya belum ada, tapi si ibu justru dirangsang mulas pakai rumput ini, bisa-bisa janinnya malah naik ke atas dan membuat sesak nafas si ibu. Mau tak mau, akhirnya dilakukan jalan operasi.

2.Meluarnya lendir semacam keputihan yang agak banyak menjelang persalinan, akan membantu melicinkan saluran kelahiran hingga bayi lebih mudah keluar.

Ini tak benar! Keluarnya cairan keputihan pada usia hamil tua justru tak normal, apalagi disertai gatal, bau, dan berwarna. Jika terjadi, segera konsultasikan ke dokter. Ingat, bayi akan keluar lewat saluran lahir. Jika vagina terinfeksi, bisa mengakibatkan radang selaput mata pada bayi. Harus diketahui pula, yang membuat persalinan lancar bukan keputihan, melainkan air ketuban. Itulah mengapa, bila air ketuban pecah duluan, persalinan jadi seret.

3. Minum minyak kelapa memudahkan persalinan.

Minyak kelapa, memang konotasinya bikin lancar dan licin. Namun dalam dunia kedokteran, minyak tak ada gunanya sama sekali dalam melancarkan persalinan. Mungkin secara psikologis, ibu hamil menyakini, dengan minum dua sendok minyak kelapa dapat memperlancar persalinannya. Jika itu demi ketenangan psikologisnya, maka diperbolehkan, karena minyak kelapa bukan racun.

4. Minum madu dan telur dapat menambah tenaga untuk persalinan.

Madu tak boleh sembarangan dikonsumsi ibu hamil. Jika BB-nya cukup, sebaiknya jangan minum madu karena bisa mengakibatkan overweight. Bukankah madu termasuk karbonhidrat yang paling tinggi kalorinya? Jadi, madu boleh diminum hanya jika BB-nya kurang. Begitu BB naik dari batas yang ditentukan, sebaiknya segera hentikan. Demikian juga dengan telur, pada dasarnya selama telur itu matang maka tidak akan berbahaya bagi kehamilan. Hal ini disebabkan karena telur banyak mengandung protein yang dapat menambah kalori tubuh.
5. Makan duren, tape, dan nanas bisa membahayakan persalinan.

Ini benar karena bisa mengakibatkan perndarahan atau keguguran. Duren mengandung alkohol, jadi panas ke tubuh. Begitu juga tape serta aneka masakan yang menggunakan arak, sebaiknya dihindari. Buah nanas juga, karena bisa mengakibatkan keguguran.

6. Makan daun kemangi membuat ari-ari lengket, hingga mempersulit persalinan.

Yang membuat lengket ari-ari bukan daun kemangi, melainkan ibu yang pernah mengalami dua kali kuret atau punya banyak anak, misal empat anak. Ari-ari lengket bisa berakibat fatal karena kandungan harus diangkat. Ibu yang pernah mengalami kuret sebaiknya melakukan persalinan di RS besar. Hingga, bila terjadi sesuatu dapat ditangani segera.

7. Morning sickness adalah tanda janin yang Anda kandung sehat.

Menurut Dr. Evan Saunders, spesialis Obstetri dan Ginekologi dari University of Winconsin School of Medicine, Amerika, gangguan mual tersebut disebabkan oleh perubahan kadar hormon yang terjadi pada awal kehamilan. Ini berarti tubuh Anda sedang mempersiapkan segala sesuatunya untuk janin yang sedang tumbuh di dalam rahim. Selain itu, dalam penelitiannya terhadap dua kelompok ibu yang mengalami mual dan tidak mengalami mual, Sunders menemukan kelompok kedua ternyata menunjukkan angka keguguran yang lebih besar dibanding kelompok pertama.

9.Penggunaan komputer, microwave, atau pemeriksaan metal detector pada waktu hamil tidak aman untuk pertumbuhan janin.

Penelitian Dr. Saunders menunjukkan, penggunaan komputer dan microwave tidak berbahaya bagi janin. Demikian pula pemeriksaan dengan metal detector di hotel, pusat perbelanjaan atau airport, aman bagi janin.

10. Jika mengoleskan krim yang tepat, Anda tidak akan mengalami stretch marks (garis-garis di perut atau paha yang terjadi akibat kehamilan).

Sampai sekarang, berbagai krim itu hanya bisa mengurangi garis-garis yang muncul serta mengurangi rasa gatal yang mungkin menyertainya. Sebab, stretch marks itu lebih dipengaruhi oleh faktor gen. Kalau kita memang sudah membawa bibit untuk mengalami stretch marks, ditambah dengan berat badan yang meningkat luar biasa selama hamil, maka krim yang kita oleskan tak berarti banyak. Menghilangkan stretch marks bisa dengan operasi laser (stretch marks laser surgery), yang tindakannya sangat ringan. Namun, tindakan ini belum tentu juga bisa menghilangkan stretch marks, karena tergantung seberapa parah robekan jaringan kulit tersebut.

11. Jika kehamilan sudah cukup bulan dan Anda ingin segera mengalami proses persalinan, coba saja berhubungan intim dengan suami.

Mitos itu ada benarnya juga. Sebab, hormon prostaglandin yang ada di cairan semen (cairan yang dikeluarkan pria ketika ejakulasi), dapat menimbulkan kontraksi rahim dan melembutkan leher rahim. Dengan demikian, proses persalinan mungkin saja terjadi lebih cepat. Selain itu, orgasme juga bisa memicu timbulnya kontraksi rahim. Tapi, kalau memang belum waktunya melahirkan, berhubungan intim beberapa kali pun tak akan membuat Anda segera melahirkan.

12. Mengonsumsi makanan pedas menyebabkan ibu yang hamil tua jadi cepat melahirkan.

Sebenarnya, ibu hamil tidak punya pantangan makanan tertentu. Tapi, ada makanan yang sebaiknya dihindari, seperti makan yang berasal dari keju yang sangat lembik atau keju dari susu mentah. Makanan-makanan ini dikhawatirkan cepat busuk, sehingga mengandung bakteri yang disebut lysteria. Bakteri inilah yang sering dihubungkan dengan kemungkinan penyebab keguguran atau persalinan dini.

13. Persalinan normal akan menyebabkan lemahnya fungsi kandung kemih.

Mungkin, ada wanita yang pernah melahirkan dengan proses persalinan normal (melalui vagina) dan kebetulan mengalami kerusakan otot dan jaringan ikat rongga panggul, sehingga menyebabkannya tak bisa menahan keluarnya air kencing. Asal tahu saja, kondisi ini sebenarnya jarang sekali ditemui. Jika Anda takut, lalu merencanakan untuk operasi caesar hanya karena menganggap bahwa operasi lebih aman daripada melahirkan secara normal, maka Anda harus berpikir dua kali. Sebab, operasi caesar merupakan operasi besar yang juga berisiko (termasuk kemungkinan teririsnya kandung kemih ketika dilakukan operasi). Sebenarnya, untuk menguatkan otot panggul yang menyangga kandung kemih, Anda juga dapat melakukan latihan Kegel. Latihan itu dapat dilakukan ketika hamil dan seminggu setelah Anda melahirkan. Caranya, kerutkan otot seputar vagina, lakukan usaha seperti menahan kencing dan tahan sekitar 10 detik, kemudian lepaskan lagi. Lakukan hal ini sepuluh kali setiap hari

14. Begitu cairan ketuban pecah, bayi akan segera lahir.

Pada umumnya, setelah air ketuban pecah, masih membutuhkan waktu berjam-jam untuk kontraksi sampai bayi lahir. Namun, dengan pecahnya ketuban, proses persalinan memang harus segera dilaksanakan. Karena, dikhawatirkan bakteri di vagina akan masuk ke rahim dan menyebabkan infeksi pada janin.Lebih baik lagi jika Anda datang ke rumah sakit atau rumah bersalin sebelum ketuban pecah. Dokter atau bidan biasanya akan membantu memecahkan kantung ketuban, agar kepala bayi bisa masuk ke rongga panggul pada saat yang tepat.

15. Ketika Anda mulai diinduksi (dirangsang agar terjadi kontraksi), tak lama kemudian Anda akan langsung melahirkan.

Setelah diinduksi, mungkin saja kontraksi baru terjadi beberapa jam kemudian. Bahkan, bisa saja tak terjadi kontraksi sama sekali. Asal tahu saja, pada akhir kehamilan, leher rahim biasanya mulai melunak untuk persiapan proses persalinan. Lalu ketika diinduksi, biasanya obat yang diberikan akan melembutkan dan memipihkan jaringan leher rahim, sehingga terjadi kontraksi.Dalam proses induksi semacam itu, dokter biasanya memberikan pitocin, yaitu hormon sintetis. Namun, karena banyak faktor yang dapat menyebabkan proses persalinan berlangsung lancar atau macet, maka induksi pun belum tentu merupakan cara yang pas untuk memacu persalinan. Buktinya, ada juga ibu hamil yang sudah “lewat waktu” persalinannya, setelah diinduksi selama 24 jam ternyata hanya mengalami pembukaan beberapa cm saja. Dalam kondisi yang langka seperti itu, proses persalinan harus berakhir di meja operasi.

16. Mengepel lantai, banyak ‘jongkok’ dan ‘nungging’ akan mempercepat proses kelahiran.

Bila kandungan sudah cukup bulan, seorang ibu hamil justru disarankan banyak melakukan aktifitas untuk dapat melancarkan persalinan. Bahkan gerakan seperti ‘nungging’ saat mengepel atau banyak berjalan kaki adalah pilihan aktifitas yang bisa dipertimbangkan.

17. Tidak boleh bersenggama
Dari sisi medis, jelas dr. Chairulsjah Sjahruddin, SpOG, MARS, sanggama memang dilarang selama 40 hari pertama usai melahirkan. Alasannya, aktivitas yang satu ini akan menghambat proses penyembuh- an jalan lahir maupun involusi rahim, yakni mengecilnya rahim kembali ke bentuk dan ukuran semula. Selain karena fungsi hormonal tubuh yang bersang- kutan belum kembali aktif bekerja. Kalau sanggama dipaksakan terjadi dalam tenggang waktu itu, kemungkinan yang terjadi bisa macam-macam. Di antaranya infeksi atau malah perdarahan. Sebabnya, mukosa jalan lahir setelah persalinan sangat peka akibat banyaknya vaskularisasi/aliran darah, hingga terjadilah perlunakan mukosa jalan lahir. Dengan berjalannya waktu, vaskularisasi ini kian berkurang dan baru akan normal kembali 3 bulan setelah bersalin. Belum lagi libido yang mungkin memang belum muncul ataupun pengaruh psikologis, semisal kekhawatiran akan robeknya jahitan maupun ketakutan bakal hamil lagi.

18. Mempunyai panggul sempit tidak dapat melahirkan normal.

Selama ini banyak mitos yang berkembang mengenai hubungan panggul dan kemampuan melahirkan secara normal. Untuk itu, ada baiknya Anda melihat informasi di bawah ini:

• Panggul bukan pinggul

Panggul merupakan kumpulan tulang dengan sedikit otot, sedangkan pinggul merupakan kumpulan otot dan lemak. Jadi, seseorang yang memiliki pinggul besar belum tentu panggulnya juga besar.

• Kurus

Wanita bertubuh kurus bukan berarti memiliki panggul yang kecil. Tidak ada hubungan antara berat badan dengan ukuran panggul.

• PendekWanita dengan tinggi kurang dari 145 cm memang dapat diindikasikan memiliki panggul yang kecil dan sempit. Tetapi, ini hanya merupakan indikasi, bukan sesuatu yang pasti. Butuh pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikannya. Selama ukuran bayinya proporsional dengan ukuran jalan lahir serta bisa memenuhi syarat-syarat kelahiran normal, maka tidak ada masalah.

Sebenarnya, kelancaran persalinan sangat tergantung faktor mental dan fisik si ibu. Faktor fisik berkaitan dengan bentuk panggul yang normal dan seimbang dengan besar bayi. Sedangkan faktor mental berhubungan dengan psikologis ibu, terutama kesiapannya dalam melahirkan. Bila ia takut dan cemas,bisa saja persalinannya jadi tidak lancar hingga harus dioperasi. Ibu dengan mental yang siap bisa mengurangi rasa sakit yang terjadi selama persalinan.

19. Kaki harus lurus

Menurut Koesmariyah, baik saat berjalan maupun berbaring, kaki harus lurus. Dalam arti, kaki kanan dan kiri enggak boleh saling tumpang tindih ataupun ditekuk. Selain agar jahitan akibat robekan di vagina tak melebar ke mana-mana, juga dimaksudkan supaya aliran darah tetap lancar alias tak terhambat. Secara medis, posisi kaki yang lurus memang lebih menguntungkan karena membuat aliran darah jadi lancar.

Sedangkan mobilisasi secara umum, pada dasarnya boleh dan malah harus dilakukan. Makin cepat dilakukan kian menguntungkan pula. Dengan catatan, kondisi si ibu dalam keadaan baik, semisal tak mengalami perdarahan atau kelainan apa pun saat melahirkan. Selain patokan bahwa dalam 8 jam pertama setelah melahirkan ia sudah bisa BAK dan BAB serta selera makannya bagus. Begitu juga tensi, denyut nadi, dan suhu tubuhnya dalam batas normal. Soalnya, jika tak bisa BAK dan BAB berarti ada sesuatu yang enggak beres yang akan berpengaruh pada kontraksi dan proses involusi (pengecilan kembali) rahim.

20. Tidak boleh tidur siang
Pantangan yang satu ini kedengarannya keterlaluan. Bayangkan, meski ngantuk setengah mati lantaran sering terbangun malam hari karena harus menyusui dan menggantikan popok si kecil, si ibu tak boleh tidur siang. Menurut Chairulsjah, tidur berkepanjangan memang mengundang proses recovery yang lebih lambat. "Makin lama berbaring makin besar pula peluang terjadi tromboemboli atau pengendapan elemen-elemen garam." Lalu bila si ibu bangun/berdiri mendadak, endapan elemen tersebut dikhawatirkan lepas dari perlekatannya di dinding pembuluh darah. Padahal akibatnya bisa fatal, lo. Endapan-endapan tadi bisa masuk ke dalam pembuluh darah lalu ikut aliran darah ke jantung, otak dan organ-organ penting lain yang akan memunculkan stroke.
21. Tak boleh keramas

Pantangan yang satu ini dicemaskan bisa membuat si ibu masuk angin. Itu sebab, sebagai gantinya rambut cukup diwuwung, yakni sekadar disiram dengan air dingin. Lagi-lagi, penyiraman ini diyakini agar darah putih bisa turun dan tak menempel di mata. Namun agar tak bau apek dan tetap harum disarankan menggunakan ratus pewangi. Tentu saja pantangan semacam itu untuk kondisi jaman sekarang dirasa memberatkan. Terlebih untuk ibu-ibu yang harus sering beraktivitas di luar rumah. Sedangkan mandi boleh-boleh saja asal dilakukan jam 5 atau 6 untuk mandi pagi dan sebelum magrib untuk mandi malam. Penggunaan air dingin, katanya, justru lebih baik ketimbang air hangat karena bisa melancarkan produksi ASI.

22. Hindari makan jemek

Golongan makanan yang harus dijauhi adalah pepaya, durian, pisang, dan terung. Karena konon ragam makanan tadi bisa dikhawatirkan bikin benyek organ vital kaum Hawa. Termasuk makanan bersantan dan pedas karena pencernaannya bakal terganggu yang bisa berpengaruh pada bayinya. Begitu juga ikan dan telur asin serta makanan lain yang berbau amis karena dikhawatirkan bisa menyebabkan bau anyir pada ASI yang membuat bayi muntah saat disusui. Selain juga, proses penyembuhan luka-luka di jalan lahir akan lebih lambat.

Secara medis, menurut Chairulsjah, tak benar anggapan untuk pantang pepaya dan pisang yang justru amat dianjurkan karena tergolong sumber makanan yang banyak mengandung serat untuk memudahkan BAB. Ikan dan telur juga merupakan salah satu sumber protein hewani yang baik dan amat dibutuhkan tubuh. Sedangkan durian memang tak dianjurkan karena kandungan kolesterolnya tinggi, selain memicu pembentukan gas yang bisa mengganggu pencernaan.

23. Tidak boleh bepergian

Kalau dipikir-pikir larangan ini, bertujuan supaya si ibu tak terlalu letih beraktivitas. Kalau capek bisa-bisa ASI-nya berkurang. Kasihan si kecil. Karena biasanya seumur ini sedang kuat-kuatnya menyusu. Belum lagi kemungkinan si bayi rewel ditinggal ibunya terlalu lama. Sementara kalau diajak pun masih kelewat kecil. Malah takut ada apa-apa di jalan, terutama kalau menggunakan angkutan umum. Bepergian pun membuat si ibu jadi tak tahan menghadapi aneka godaan untuk menyantap segala jenis makanan yang dipantang.
BAB VI

PENDEKATAN MELALUI ASPEK SOSIAL BUDAYA  DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

.1 PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM PELAYANAN KESEHATAN

      Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan saat ini di hadapkan pada masyarakat yang lebih terdidik dan mampu membeli pelayanan kesehatan yang di tawarkan atau dibutuhkan ( Martoyo, 1998 ). Masyarakat mengiginkan pelayanan kesehatan yang murah, nyaman sehingga memberi kepuasan ( sembuh cepat dengan pelayanan yang baik ). Rumah sakit perlu mengembangkan suatu system pelayanan yang didasarkan pada pelayanan yang berkualitas baik, biaya yang dapat dipertanggung jawabkan dan diberikan pada waktu yang cepat dan tepat ( Martoyo, 1998 ). Rumah sakit sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan, dalam memproduksi jasa pelayanan kesehatan ( pelayanan medis dan kebidanan ) untuk masyarakat, menggunakan bebagai sumber daya seperti ketenangaan, mesin, bahan, fasilitas, modal, energy dan waktu ( timpe, 2000 ).
       Pelayanan kebidanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu, tenaga bidan bertanggungjawab memberikan pelayanan kebidanan yang optimal dalam meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan kebidanan yang diberikan selama 24 jam secara berkesinambungan.
        Bidan harus memiliki keterampilan professional ataupun global Wheeler, (1999) dalam Hamid (2001). Agar bidan dapat menjalankan peran fungsinya dengan baik maka perlu aanya pendekatan social budaya yang dapat menjembati pelayanannya kepada pasien.
        Tercapainya pelayanan kebidanan yang optimal, perlu adanya tenaga bidan yang professional dan dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan kebidanan berdasarkan kaidah-kaidah profesi, antara lain memiliki pengetahuan yang adekuat, menggunakan pendekatan asuhan kebidanan.
        Bidan dapat menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi melalui pendekatan social dan budaya yang akurat. Sebagian Bentuk-bentuk pendekatan yang dapat digunakan oleh bidan dalam pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :
A.PENDEKATAN DALAM SISTEM PAGUYUBAN
         
PENGERTIAN PAGUYUBAN
Paguyuban atau Gemeinschaft adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para warganya di warnai dengan hubungan-hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal,serta jauh dan pamrih-pamrih
Paguyuban atau Gemeinschaft adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para warganya di warnai dengan hubungan-hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal,serta jauh dan pamrih-pamrih ekonomi.

CIRI-CIRI PAGUYUBAN

Menurut Ferdinand tones cirri-ciri pokok dari paguyuban antara lain :
1Intimate : hubungan menyeluruh yang mesra
2Private : hubungan bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja
3Exclusive : bahwa hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja
dan tidak untuk orang lain diluar “kita”
Sedangkan secara umum cirri-ciri paguyuban yaitu :
1.Adanya hubungan perasaan kasih sayang
2.Adanya keinginan untuk meningkatkan kebersamaan
3.Tidak suka menonjolkan diri
4.Selalu memegang teguh adat lama yang konservatif
5.Sifat gotong royong masih kuat
6.Hubungan kekeluargaan masih kental

TIPE PAGUYUBAN
Memiliki tiga tipe yang ada di masyarakat yaitu :
1.Paguyuban karena ikatan darah (Gemeinschaft by blood )
Yaitu paguyuban bedasarkan keturunan contoh kelompok kekeluargaan,keluarga besar

2.Paguyuban karena tempat (gemeinschaft by place )
Yaitu paguyuban yang terdiri dari ornag-orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling tolong menolong contohnya arisan,RT,RW,karang taruna,PKK,pos kambling, atau ronda

3.Paguyuban karena jiwa pikiran(gemneinschaft by mind)
Yaitu paguyuban yang terdiri dari orang yang tidak mempunyai hubungan darah atau tempat tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama,paguyuban semacam itu tidak sekuat dengan ikatan paguyuban berdasarkan keturunan.contohnya organisasi.


PEMBAHASAN PELAYANAN KEBIDANAN DENGAN PENDEKATAN PAGUYUBAN.
Dalam rangka peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan diperlukan pendekatan-pendekatan khususnya paguyuban.untuk itu kita sebagai tenaga kesehatan khususnya calon bidan agar mengetahui dan mampu melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan peran aktif masyarakat agar masyarakat sadar pentingnya kesehatan.misalnya saja dengan mengadakan kegiatan posyandu di puskesmas puskesmas
        POSYANDU
1.PENGERTIAN POSYANDU
Posyandu merupakan suatu forum komunikasi alih teknologi dan sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.

2.MANFAAT POSYANDU
1.sebagai sarana pelayanan terdekat di masyarakat dan mudah dijangkau oleh masyarakat setempat.
2.Sebagai sarana pendidikan dan pelatihan bagi,masyarakat dalam pembentukan kader leader dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat.
3.Memberikan nilai strategis untuk pembangunan sumber daya manusia sejak dini.
4.Mendorong peran serta masyarakat sehingga aktif dalam meningkatkan kesehatan.
3.PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN DI POSYANDU
Pelaksanaan system pelayanan di posyandu agar lebih teratur dan lebih terkoordinir maka dilakukan dengan lima meja diantaranya:
1.Meja pertama pendaftaran
2.Meja kedua penimbangan
3.Meja ketiga pencatatan
4.Meja keempat penyuluhan
5.Meja kelima pelayanan
Selain diadakan posyandu dipuskesmas-puskesmas upaya untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1)Mengadakan pendekatan pendekatan dan menjalin kerja sama.
Petugas kesehatan harus mengadakan pendekatan-pendekatan dengan organisasi masyarakat yang ada di lingkungan tersebut seperti kader desa,tokoh masyarakat,kelompok PKK,RT,RW,karang taruna,dll. Contohnya adalah petugas kesehatan atau bidan arus mengadakan kerja sama dengan pamong desa yaitu mengajak masyarakat untuk memanfaatkan posyandu dengan giat datang ke posyandu baik menimbang balita,imunisasi,KB,dll.selain itu juga dapat dilakukan dengan cara mendatangi rumah-rumah penduduk yang memiliki balita untuk mengadakan penyuluhan kesehatan agar ingin mendatangi posyandu.
2)Teknik penggunaan ancaman
Disini petugas memberikan ancaman baik dalam bentuk sangsi ataupun hukuman. Contohnya petugas memberikan sangsi tertentu kepada masyarakat yang tidak bersedia menjadi akseptor KB,karena ingin menghindari hukuman maka muncul peran serta masyarakat yang sifatnya terpaksa.
Penggunaan teknik ini memang akan memunculkan peran serta dari masyarakat yang sifatnya terpaksa maka tidak akan lestari jika ada orang yang memberi ancaman lagi maka masyarakat tidak akan berperan serta lagi.

3)Teknik pemberian imbalan.
Disini petugas memberikan suatu imbalan bagi masyarakat yang ingin turut serta berperan aktif , bentuk-bentuk imbalannya dapat berupa materi,penghargaan ataupun hadiah hadiah yang lainnya. Akan tetapi kelemahan dari teknik adalah perlunya disediakan imbalan yang bersifat materil sehingga memberitakan keadaan ekonomi seperti yang terjadi sekarang ini serta dapat menurunkan peran serta masyarakat jika imbalan ini kurang atau dihilangkan sehingga peran serta yang ada tidak lestari.

4)Teknik kombinasi
Dalam teknik kombinasi menggabungkan berbagai teknik yang ada hal ini sangat penting karena penggunaan salah satu teknik di atas mempunyai keterbatasan keterbatasan. Dengan cara memilah maka kelemahan kelemahan teknik diatas dapat meminimalisasikan. Alasan lainnya karena adalah karena masyarakat memiliki budaya dan kesadaran yang berbeda-beda.sebagai contoh : upaya imunisasi untuk pencegahan penyakit, pertama-tama pemong desa dapat memberikan pemerintah bahwa semua bayi harus di imunisasi.para tooh masyarakat, pemimpin kader dan para kader selalu mendatangi rumah-rumah penduduk yang memiliki bayi untuk memperlihatkan manfaat imunisasi bagi bayi. Hal ini dapat mengubah motivasi masyarakat untuk ikut serta dalam kesehatan.
Penggunaan teknik ini memang akan memunculkan peran serta dari masyarakat yang sifatnya terpaksa maka tidak akan lestari jika ada orang yang memberi ancaman lagi, maka masyarakat tidak akan berperan serta lagi.


B.PENDEKATAN DALAM SISTEM PESANTREN
PENGERTIAN
Pondok pesantren adalah lembaga Pendidikan Islam yang menggembangkan fungsi pedalaman agama, kemasyarakatan dan penyiapan sumber daya manusia.
TUJUAN DAN SASARAN PONDOK PESANTREN
Bidan harus memiliki keterampilan professional agar apat memberikan pelayanan kbidanan yang bermutu untuk memenuhi tuntutan kebutuhan rasional, agar bidan dapat menjalankan peran fungsiya dengan baik maka perlu adana pendekatan social budaya yang dapat menjembati pelayanan pasien. Tercapainya pelayanan kebidanan yang optimal, perlu adanya tenaga bidan yang professional dan dapat diandaakan dalam memberikan pelayanan kebidanan berdasarkan kaidah-kaidah profesi, antara lain memiliki pengetahuan yang adekuat menggunakan pendekatan asuhan kebidanan. Bidan dapat menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi melalui pendekatan social dan budaya yang akuat. Bentuk-bentuk pendekatan yang dapat digunakan oleh bidan dalam pelayanan kesehatan sebagai berikut
a.pendekatam sosial
b.survai mawas diri
c.musyawarah masyarakat pondok pesantren
d.pelatihan
e.pelaksanaan kegiatan
f.pembinaan



Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang mengembangkan fungsi pendalaman agama, kemasyarakatan dan penyiapan sumber daya manusia. Melalui pedidika agama, pendidikan formal, pendidikan kesenian.
Tujuan umum : tercapainya pengembangan dan pemantapan kemandirian ponok pesantren dan masyrakat sekitar dalam bidang kesehatan.
Tujuan khusus : tercapainya pengertian positif pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya tentang norma hidup sehat, meningkatkan peran serta pondok pesantren dalam menyelenggarakan upaya kesehatan, terwujudnya keteladanan hidup sehat di lingkungan pondok pesantren.
PENDEKATAN SEORANG BIDAN DARI ASPEK SOSIAL BUDAYA
1) Asuhan yang berkesinambungan (continuity care )
2) Asuhan yang berpusat pada keluarga (family centered care )
3) Penyuluhan dan konseling sebagai bagian dari asuhan
4) Asuhan yang bersifat non-intervensi
5) Fleksibel /keluwesan dalam memberikan asuhan
6) Asuhan yang partisipasif
7) Pembelaan / advokasi konsumen
8) Waktu
Asuhan yang partisipasif dalam konteks pelayanan kebidanan di UK dibahaskan sebagai pilihan dan kontrol dari si wanita yang dilayani (choise and control on the part of the woman ). Hal ini dimaksudkan sebagai pengkajian dan merencanakan program
Morten, dkk (1991) mengidentifkasikan 3 komponen tambahan di samping ke-8 konsep yang ditemukan oleh lehrman. Ke-3 komponen tambahan yang dimaksud adalah :
 Teknik Terapeutik
Teknik terapeutik dijelaskan sebagai proses komunikasi yang menguntungkan atau mendorong pertumbuhan dan penyembuhan. Hal ini diukur dengan indikator: mendengarkan secara aktif, penyelidikan, klarifikasi,humor, sikap tidak menghakimi, mendorong, fasilitas / mempermudah dan memberikan permisi/izin. 
 Pemberdayaan (empowerment)
Pemberdayaan adalah suatu proses memberipower kekuatan dan penguatan. Bidan melalui penampilan dan pendekatan akan meningkatkan energi dan sumber dari dalam diri klien.indikatornya antara lain : penguatan/penegasan (affirmation), memvalidasi, meyakinkan kembali, dukungan (support).
Hubungan lateral diartikan sebagai : bidan meningkatkan interaksi yang mempunyai ciri keterbukaan (self of opennes), saling menghargai di antara bidan dan klien, indikator hubungan lateral adalah : kesejajaran, empati, berbagi pengalaman /perasaan.
Lehrman dan Morten, et.al., memberikan suatu model praktik kebidanan yang secara jelas menunjukan area praktik kebidanan.
~Pengetahuan social dan budaya yang dimiliki oleh seorang bidan akan berkaitan dengan cara pendekatan untuk merubah perilaku dan keyakinan masyarakat yang tidak sehat, menjadi masyarakat yang berperilaku sehat.

Dari berbagai adat istiadat tersebut terlihat bahwa :
1. Upacara, penanganan dan pantangan bagi ibu hamil, melahirkan dan nifas berbeda-beda setiap wilayah.
2. menjadi gambaran penting seluruh Indonesia bagi bidan yang bertugas di wilayah .
.faktor social yang meliputi;
• Gerakan keluarga berencana masih dapat ditingkatkan penerimaannya.
• Faktor gizi masyarakat belum mcmenuhi untuk kesehatan ibu hamil, dan menyusui.
• Pendidikan masyarakat yang masih rendah.
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang diatami sebagian besar negara berkembang, maka WHO dan UNICEF di Alma Ata, Uni Sovyet 1978 telah menyelenggarakan pertemuan dengan menghasilkan gagasan untuk menerapkan “Primary health care” yaitu upaya kesehatan utama dengan teknologi berdaya guna dan tepat guna, sesuai dengan kemampuan masyarakat sehingga dicapai Health for all by year the 2000.







KESIMPULAN
~Budaya adalah sesuatu yang kompleks yang mengandung pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum. Kebiasan dan kecakapan lain yang merupakan kebiasaan manusia sebagai anggota komunitas setempat.
Menurut pandangan antopologi tradisional , budaya dibagi 2 yaitu ;
~budaya material dan budaya nonmaterial
 sedangkan menurut Leininger ;
budaya meliputi budaya yang diturunkan oleh orang tuanya dan budaya yang
di pelajari melalui kegiatan formal .
~Nilai adalah gambaran mengenai apa yang mempengaruhi prilaku sosial dari orang yang memiliki nilai itu.
 ~Sebagai mahasiswi “HARAPAN MAMA”jurusan kebidanan .saya dapat mengamati dan memahami tentang aspek sosial budaya yang berpengaruh terhadap proses pra perkawinan dan perkawinan.  
~MahasiswI dapat memberikan contoh contoh budaya yang berkaitan dengan proses  perkawinan DAN PRA PERKAWINAN
~MahasiswI dapat menjelaskan alasan budaya dan alasan nasional tentang
aspek sosial yang berkaitan dengan pra perkawinan
1.Mahasiswa dapat membuat kesimpulan tentang aspek sosial yang berkaitan
dengan pra perkawinan apakah ada kaitannya dengan pelayanan kehidupan
2.Menjelaskan aspek sosial budaya yang berkaitan dengan pra perkawinan yang meliputi contoh budaya . masalah budaya , masa rasional dan kesimpulan yang berhubungan dengan kebidanan . dengan kelahiran itu, sesudahnya atau sebelumnya (2 atau 3 hari) yang disertai dengan rasa SAKIT.












DAFTAR PUSTAKA
1. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan
Transkulral oleh Sudiharto, S.kp, M.Kes
2. Materi Sosial Budaya Dasar tentang Nilai dan Normal dalam Masyarakat
oleh Bapak Drg. Suparmo
3. Interview dengan masyarakat

Sumber:
5.       http://indogear.co.cc/index
7. Sosial budaya dasar, Syafrudin, SKM,M.Kes
Intan_PS
8,info kebidanan
9.pdf searcgh
10.google search




















DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR                                                                            I
DAFTAR ISI                                                                                      II
BAB1
A.ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA SETIAP PERKAWINAN                 1
~PENDAHULUAN
~PEMBAHASAN
B.ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA SETIAP PRA PERKAWINAN                   4
BAB 2
Aspek Sosial Budaya yang Berkaitan dengan Bayi Baru Lahir                 12
BAB 3
ASPEK SOSIAL BUDAYA MASA NIFAS     14
BAB 4
ASPEK SOSIAL BUDAYAPADA MASA KEHAMILAN                                  18
BAB 5
ASPEK BUDAYA SOSIAL YANG BERKAITAN SEPUTAR
PERSALINAN                                                                                     21
BAB 6
PENDEKATAN MELALUI ASPEK SOSIAL BUDAYA  DALAM PRAKTEK KEBIDANAN                                                                                   29
~PELAYANAN KESEHATAN                                                               29
~PEND.SISTEM PANGUYUBAN                                                                   30
~PEND.SISTEMPOSYANDU                                                               31
~PEND.SISTEM PESANTREN                                                            33
KESIMPULAN                                                                                    III
DAFTAR ISI                                                                                     IV