Minggu, 04 Desember 2011

MAKALAH SENAM

MAKALAH SENAM
DI SUSUN 

OLEH :

NAMA : DEDY PRADIPTA
NIM : 6 1 0 1 1 1 2 0 2 7
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
PRODI
P K R – B reg “2010”
universitas negeri medan

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, nikmat, taufik dan hidayahnya, sehingga Saya dapat menyelesaikan tugas makalah dari mata kuliah senam lanjutan tentang senam artistik”
Dan pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, saya  menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1.    KE - 2 (dua) Orang tua saya yg telah mensuport kami sampai sekarang ini
2.    para dosen yang telah membimbing saya hingga saat ini
3.    Rekan- rekan yang telah membantu menyelesaikan tugas makalah ini.
saya menyadari bahwa dalam penyusun tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan guna penyempurnaan tugas selanjutnya . Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami, terutama khususnya Mahasiswa/I  “F.I.K” jurusan PJKR  prodi          PKR reg 2010.



MEDAN,  27 APRIL 2011




PENULIS







SENAM ARTISTIK
A.      Pengertian Senam Artistik
Merupakan fungsi dari keatletisan dengan keindahan. Mengkombinasikan kekuatan dan ketahanan dengan gaya dan keanggunan, manuver - manuver sulit telah dipertontonkan pada Olimpiade selama seperempat abad terakhir.
Nadia Comeneci medapatkan nilai sempurna, 10 pada Olimpiade Montreal 1976. Menurut para pengemar olahraga senam, hal itu merupakan nilai sempurna pertama dan terbaik yang pernah diberikan. Pesenam berumur 14 tahun itu meraih nilai yang sebelumnya dianggap mustahil untuk diraih, sebanyak tujuh kali di Olimpiade Montreal. Papan nilai elektronik yang diatur hanya untuk menampilkan tiga digit angka saja, menampilkan nilai sempurna Comenici, 10.00 menjadi 1.00.
Senam mempunyai sejarah yang sangat panjang hingga pada zaman Yunani kuno yang dimainkan pada Olimpiade kuno. Romawi kuno, Persia, India dan Cina tercatat telah memainkan permainan yang mirip, kebanyakan digunakan untuk melatih para pemuda sebelum berperang. Kata - kata yang digunakan pun beragam dan tidak mengacu pada kata Yunani, Gymnos yang berarti telanjang. Pada waktu itu, para atlet yang memainkan permainan tersebut, tidak menggunakan kostum apa pun.
            Fédération Internationale de Gymnastique (FIG) dibentuk pada tanggal 23 Juli 1881, ketika perwakilan asosiasi senam dari Belgia, Prancis dan Belanda bertemu di Liége. Sebagai badan pengatur, asosiasi tersebut sangat dipercaya, baik oleh para anggotanya dan klub - klub senam di segala penjuru benua. Tahun 1897, 17 asosiasi nasional bergabung membentuk apa yang menjadi dasar dari European Gymnastics Federation. Tetapi ketika Amerika turut berkabung, asosiasi tersebut merubah namanya menjadi Fédération Internationale de Gymnastique atau FIG hingga sekarang.
FIG terdiri dari tiga cabang olahraga Olimpiade: senam artistik, senam ritmik dan trampolin. Setiap cabang diatur oleh sebuah Technical Committee yang terdiri dari seorang presiden dan enam anggota. Komite ini bertanggung jawab untuk mengkoordinasi masing - masing cabang olahraga dengan spesifik dalam hal persyaratan teknis untuk kompetisi sebagaimana mereka saling terkait dengan masing - masing cabang.
            B.       perkembangan senam artistik di INDONESIA
Lahirnya senam artistik di Indonesia yaitu pada saat menjelang pesta olahraga Ganefo I di Jakarta pada tahun 1963, yang mana setiap artistik merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan, untuk ini perlu dibentuk suatu organisasi yang berfungsi menyiapkan para pesenamnya. Organisasi ini dibentuk pada tanggal 14 Juli 1963 dengan nama PERSANI (Persatuan Senam Indonesia), atas prakarsa dari tokoh-tokoh olahraga se-Indonesia yang menangani dan mempunyai keahlian pada cabang olahraga senam. Promotornya dapat diketengahkan tokoh-tokoh dari daerah seperti : Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara. Wadah inilah kemudian telah membina dan menghasilkan atlet-atlet senam yang dapat ditampilkan dalam Ganefo I dan untuk pertama kalinya pula pesenam-pesenam Indonesia menghadapi pertandingan Internasional.
 Kegiatan selanjutnya adalah mengikut sertakan tim senam dalam rangka Konferensi Asia Afrika I dan dalam Ganefo Asia, dimana untuk mempersiapkan atlet-atlet Indonesia ini dipanggil pelatih-pelatih senam dari RRC, maka dengan demikian Indonesia mengalami kemajuan dalam prestasi olahraga senam. Tetapi sangat disayangkan bahwa harapan yang mulai tumbuh harus berhenti sementara oleh karena suasana politik yaitu saat meletusnya G 30 S/PKI, sehingga pelatih-pelatih dari RRC harus dikembalikan ke negaranya.
Usaha untuk mengejar ketinggalan ini maka pada tahun 1967 dikirim seorang pelatih Indonesia yaitu : Sdr. T. J. Purba ke Jerman Timur untuk sekolah khusus pelatih senam artistik selama 26 bulan. Kemudian sebagai titik tolak yang kedua adalah dimasukkannya cabang olahraga senam artistik yang pertama kalinya dalam Pekan Olahraga Nasional (PON VII/1969) di Surabaya, dan kemudian untuk seterusnya dimasukkan dalam setiap penyelenggaraan PON.
C.     Peralatan Senam Artistik
Ukuran alat
1.     Untuk putra ada 6 alat
- floor exercise (lantai) : ukuran 12×12 m
- pommel horse (kuda-kuda pelana) ; panjang 1.60 m dan tinggi 1.10 m
- parallelbar (palang sejajar) : panjang 3.50 m, jarak 0.48 s/d 0.52 m, tinggi 1.75 m
- rings (gelang-gelang) : tinggi 2.55 m dan jarak 0.50 m
- horse vault (kuda-kuda lompat) ; panjang 1.60 m dan tinggi 1.35 m
- horizontal bar (palang tunggal) : panjang 2.40 m dan tinggi 2.55m

D.     Peraturan Umum Senam Artistik
1.     Kejuaraan Beregu (kompetisi I)
1.     Setiap regu terdiri dari 6 pesenam putra/putri
2.    Terdiri dari rangkaian wajib dan rangkaian pilihan, pada putra 6 alat, putrid 4 alat
3.    Juara beregu (kompetisi I) adalah regu dengan jumlah nilai terbanyak dari jumlah 5 pesenam terbaik pada masing-masing alat untuk rangkaian wajib dan rangkaian pilihan.
Nilai maksimum untuk putra adalah: 12 nomor pertandingan x 50 = 600 (wajib dan pilihan), 60 nomor pertandingan x 50 = 300 (pilihan)
Nilai maksimum untuk putri adalah: 8 nomor pertandingan x 50 = 400 (wajib dan pilihan), 4 nomor pertandingan x 50 = 200 (pilihan)
1.     Kejuaraan perorangan serba bias (kompetisi II)
1.     Peserta finalis diambil dari 36 pesenam terbaik dari hasil kompetisi I, atau 1/3 dari jumlah peserta
2.    Dibatasi 3 pesenam dari tiap Negara/daerah
3.    Hanya melakukan rangkaian pilihan untuk putra 6 alat dan putrid 4 alat
4.    Juara perorangan serba bisa (kompetisi II) adalah pesenam dengan jumlah nilai terbanyak dari nilai rata-rata pada kompetisi I (wajib dan pilihan), ditambah dengan nilai kompetisi II pada seluruh alat
Nilai maksimum untuk putra = 120
Nilai maksimum untuk putri = 80
E.   Kejuaraan perorangan per alat (kompetisi III)
1.     Peserta finalis diambil dari 8 pesenam terbaik dari hasil kompetisi I pada alat tersebut
2.    Dibatasi 2 pesenam dari tiap Negara/daerah dan hanya 3 alat yang boleh diikuti oleh seorang pesenam
3.    Hanya melakukan rangkaian pilihan untuk putra 6 alat dan putrid 4 alat
4.    Juara perorangan per alat (kompetisi III) adalah pesenam dengan jumlah nilai terbanyak dari nilai rata-rata pada kompetisi I (wajib dan pilihan) ditambah dengan nilai kompetisi III pada masing-masing alat.
Nilai perolehan setiap alat dijumlahkan ( jadi total nilai 6 alat ) disebut serba bisa seluruh alat senam atau di sebut ( ALL A ROUND PUTRA )
Medali tambahan untuk nilai tertinggi pesenam setiap alat yang di pertandingkan disebutJUARA PER ALAT SENAM
Sebuah Team senam artistik putra terdiri 4-6 pesenam membawa nama daerah asal TEAM dan nilai total perolehan mereka menentukan rangking JUARA TEAM SENAM TERBAIK


JADI MEDALI YANG DIPEREBUTKAN PADA PERTANDINGAN SENAM ARTISTIK PUTRA dari juara peralat senam : 6 emas 6 perak 6 perunggu
dari all around seluruh alat : 1 emas 1 perak 1 perunggu
dari team terbaik : 1 emas 1 perak 1 perunggu

total medali yang diperebutkan pada kejuaraan senam artistik putra :
8 emas 8 perak 8 perunggu
.




















Referensi

-www.google.com senam-Wikipedia Indonesia  
     Sejarah senam .
 
20Oktober 07

-www.google.com  senam.
.

-Phyllis  Cooper,  Feminine  Gymnastics,  MinneapolisMinn:  Burgess  PubLishing Company, Copyright, 1968.

-Tom De Carlo, Handbook of Progresive Gymnastics, Englewood Cliffs: Prentice-Hall, Inc., 1963

-www.konidki.or.id porseni pd _ poerseni
Rohani, batdri.2004.Harapan Pasti Siswa Berpestasi:CV Hayati
Kosasi, Engkos.1983.Olahraga Teknik dan Program Latihan:CV Akademika Pressindo

1 komentar:

  1. Salam Olahraga
    Jika terjadi kesalahan dalam melakukan senam aerobik sehingga mengakibatkan cidera pada anggota tubuh, sebaiknya langkah pertama yg harus dilakukan bagaimana? dan bisa ngasih info mengenai tempat penjualan baju aerobik wanita khususnya di daerah Surabaya?
    Terimakasih atas artikelnya yg bermanfaat ini :-)

    BalasHapus